60 menit sebelum waktu berbuka puasa, Saya melihat sebuah vidio di instagram @ariefrohman838 yang sangat kreatif dan skenario adegan yang sangat apik. Vidio tersebut menceritakan kepedulian Pemuda Guyangan Pudhak, Desa Sarimulyo, Ngawen, Kabupaten Blora. Vidio ini dibuat sebagai sarana pendidikan bagi masyarakat untuk menekan penyebaran wabah corona. Berawal dari menyaksikan rekaman Pak Jokowi yang menghimbau agar melaukan phisycal distacing (pembatasan fisik) dan social distancing (pembatasan sosial) pada masa pandemi covid-19. Dua sahabat karib tersebut kaget bukan main, membaca berita online bahwa kabupaten tercinta, Blora sudah menjadi zona merah. Nurani dari pemuda tersebut mengajak rekan-rekannya yang lain menjaga desanya agar tetap aman dan sehat. Mereka melakukan beberapa pencegahan, dari kerja bakti, penyomprotan disinfektan, menggunakan masker, jaga kebersihan dan himbauan dari anak kecil yang siap menggaruk bagi warga yang dablek. Hehe..

Alur cerita tersebut didesain apik dalam bentuk digital oleh seorang pemuda Desa Sarimulyo, Arya namanya bersama sahabat dan warga sebagai artisnya. Ide cerita, lokasi mengambil gambar videonya, ada magicnya pula karena sepeda berjalan sendiri seolah bak seekor kuda yang dipanggil doronya berlari menghampiri, penyampaian tips-tips sehat corona, efek video serta tak kalah bagus nan lucu adalah di scene terakhir. Pasti tertawa terpingkal-pingkal. Tidak perlu bermodal kamera besar dan perangkat lainya yang serba mahal. Kamera gadgetpun yang kita gunakan bisa menghasilkan karya seperti soerang yang sudah profrsional. Saya kenal Arya ini sudah lama sekali, dia seorang pemalu, bicara seperlunya, pelan intonasinya, sopan, tapi di tangan dingin dan bersama rekannya, mampu menghasilkan sebuah karya dari bakat yang awalnya tak terlihat.

Pencegahan corona ini pun tidak serta merta tugas mandiri tetapi merupakan tugas bersama. Setiap orang punya peran penting dan kesadaran untuk melindungi diri sendrii, keluarga tercinta, tetangga, desa, kabupaten/kota dan negara. Saya seorang perantau di jakarta memutuskan tidak pulang kampung karena saya khawatir membawa atau terinfeksi virus. Hal itu nanti akan menambah penyebaran virus setibanya saya dikampung. Disinipun saya harus hati-hati dan patuh pada protokol kesehatan. Beberapa yang menjadi perhatian adalah jika merasa pernah kontak dengan kasus konfirmasi Covid-19, maka segera lapor ke petugas kesehatan. Menjaga jarak serta menghindari kerumunan. Menggunakan masker dan cuci tangan. Data Pantauan Covid-19 di jakarta per 4 Mei 2020 adalah 4.472 kasus positif. Jumlah ini terdiri dari 2.080 di rawat, 650 sembuh, 412 meninggal dan 1.330 isolasi mandiri. Pasien dalam pengawasan (PDP) sejumlah 6.213 orang. Informasi ini dari https://corona.jakarta.go.id/id.

Jika halnya saya pulang kampung (tentu tidak) akan saya patuhi protokol kesehatan pemerintah dan aturan yang dibuat oleh pemerintah desa. Tentu saya tidak tersinggung jika ada warga yang menganggap saya membawa virus. Dan saya akan senang, jika ada warga yang kritis dan peduli pada keselamatan dan kesehatan. Kita sama-sama tidak mengetahui seperti apa virus corona ini, karena memang tidak tampak. Berbeda sakit plenting, penyakit gatal ber-air, jika air pecah akan menyebar di kulit. Jelas itu kelihatan dan menular. Kalau Corono, berbeda.

Berbagai usahanpun dilakukan untuk pencegahan virus corona ini agar tidak menyebar pada masyarat di Desa. Salahsatunya adalah menguatkan kesadaran masyarakat dan pencegahan terhadap virus corona. Penguatan ini bisa dilakukan di media online seperti yang dilakukan mas arya dan teman-temanya. Media sosial merupakan media yang mudah da murah untuk menyebarkan informasi. Oleh karena kemudahan itulah membuat dan menyebarkan konten-konten positif jauh lebih baik.

Untuk menyaksikan Video Cegah Corona Pemuda Guyangan Pudhak, Desa Sarimulyo, Ngawen, Kabupaten Blora, Klik INI

Jakarta, 4 Mei 2020
endro.id