Indonesia, Negara dan bangsa kita mempunyai banyak keanekaragaman budaya. Rumah adat adalah salah satu dari jenis keanekaragaman budaya Indonesia. Rumah Budaya Sumba menjadi bukti akan hal itu. Menjadi dasar dan kebanggaan kita seorang pemuda untuk merawat budaya dan peninggalan sejarah. Hal ini dicontohkan oleh pendiri dari Rumbah Budaya Sumba. Bapak Pastor Robert Ramone membangun Rumah Budaya Sumba sebagai Pusat Budaya Sumba Tahun 2020. Beliau lahir dari keluarga petani di desa terpencil Gallu Wawi, Kodi Bangedo, Sumba Barat Daya. Saya jadi terinspirasi untuk membangun Rumah dengan kental budaya Jawa dengan segala isi warisan nenek moyang sebelum teknologi datang menggantinya. Kalau kita tidak tahu sejarah budaya kita sendiri, bagaimana kita bisa mencintai lebih dalam lagi.
Selasa 21 Januari 2020, saya beruntung di hari itu kemarin sore, sekitar pukul 05.00 WITA. Saya di ajak teman-teman, Pak Charles, Pak Immanuel dan Pak Ilham untuk singgah di rumah budaya sumba. Yang beralamat di Jalan Rumah Budaya No. 212 Kalembu Nga’banga Weetebula Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Lokasi yang sangat stretegis dan mudah dijangkau. Dekat dengan bandara Tambolaka dan berada di kota Tambolaka.
Di depan memasuki kawasan rumah budaya, kita melewati hamparan pohon kelapa yang menjulang tinggi. Rumah Budaya Sumba ini ada beberapa bangunan (rumah) yang mempunyai fungsi yang berbeda-beda, tempat pelatihan, tempat museum, tempat penginapan dan tempat belajar bagi adik-adik sekitar.
Sayang sekali, saya tidak bias mengeksplor lebih banyak lagi informasi dari rumah budaya sumba ini, dari sejarah berdirinya, pemanfaatannya, serta apa saja yang ada di dalam setiap bangunan.