Senang sekali berada di tengah-tengah keceriaan dan semangat adik-adik dari SD Nuweletetu ini. Kami datang, mereka sedang bermain sepak bola, engrang dan lainnya di lapangan depan kelasnya itu. Beberapa menit saya ikut bermain bola, mengoper lalu mereka yang menendang. Arah dimana bola itulah arah mereka semua. Yang penting bahagia, semangat dan ceria. Ada pula siswa yang mendekati bu guru dan bertanya, “apakah boleh melempar rambutan”. “Tidak boleh, bahaya kena temannya”, jawab bu guru, bertubuh besar dan murah senyum. Saya tanya bu guru, “rambutan di lempar, ibuk..?”. Beliau menjelaskan melempar itu mengambil rambutan dengan batu. Oo, kata bu guru, ini olahraga bola dan permainan engrang untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional.
Saya teringat waktu saya SD dulu, iya seperti itu. Suka bermain bola, kasti,
tembung di lapangan depan sekolah. Agak rindang, ada pohon asem besar. Saat main bola atau kasti tak bisa leluasa. Karena berlari sambil memegang saku baju atas atau saku celana. Ada apa di saku ku..? hehehe…ada uang 25,50,100 rupiah. hasil penjualan es, jika waktu siang sudah terjual hampir habis. Sehari 5 ribu, 7 ribu paling banyak 10 ribu rupiah. Akhirnya hari-hari berikutnya, saya taruh di tutup termos es. Tutup termos es di lubangi untuk memasukkan uang itu. Berlangsung sejak kelas 3 SD, empat, lima dan enam.
Kami dari SD 2 suka bertanding dengan SD 1. Bertanding sepak bola. Menang..?, Hehehe.. kalah. SD 1 adalah sekolah favorit dengan jumlah siswa sangat banyak tentunya tinggal pilih pemain. SD 2 tidak favorit, jumlah siswa sedikit bahkan limit. Dua tahun saya lulus SD 2, tidak lagi aktif sekolah karena semua siswa di pindah ke SD 1 karena tidak ada lagi orang tua yang mendaftarkan anaknya. Sehingga harus tutup. Banyak kenangan asyik di sekolah tersebut, dibelakang kelas ada yang jualan kerupuk sambel, cemedeng daun pisang, pipis di tembok belakang, kalau hujan wajib keluar kelas karena bangunan yg mengkhawatirkan akibat tawon-tawon bersarang di kayu kelas, berlubang. Tiap hari bau kotoran tawon, sudah biasa dan pemanis saat belajar.hehe.
Berapa waktu lalu saya melewati dan melihat dari pinggir jalan SD 2, sudah tak ada lagi, semuanya rata. Tinggal sejarah dan cerita untuk kita berbagi.
Bapak/Ibu guru terimakasih semuanya, semoga Allah meninggikan kemuliaan mu di dunia dan akhirat. Terimakasih. Terimakasih. Terimakasih.