Sebagai individu yang bergerak di dunia teknologi dan keamanan informasi, saya sering menemukan ungkapan sederhana yang membawa pelajaran besar. Salah satu yang menarik perhatian saya adalah ungkapan “when fishermen cannot go to sea, they repair nets“. Ungkapan ini mungkin terdengar biasa, tetapi jika kita renungkan, ia mengandung makna yang sangat relevan, terutama dalam konteks pengelolaan keamanan informasi.

Ungkapan ini berbicara tentang bagaimana kita bisa memanfaatkan waktu dengan bijaksana ketika tidak dapat melakukan aktivitas utama yang kita inginkan. Ketika para nelayan tidak dapat melaut karena cuaca buruk atau kendala lain, mereka tidak diam saja. Sebaliknya, mereka memanfaatkan waktu itu untuk memperbaiki jaring mereka, memastikan peralatan mereka dalam kondisi prima, sehingga ketika cuaca kembali bersahabat, mereka siap untuk menangkap ikan dengan maksimal.

Dalam kehidupan, ungkapan ini mengajarkan kita untuk tetap produktif meski dihadapkan pada keterbatasan. Alih-alih menyerah pada keadaan, kita diajak untuk mempersiapkan diri dan memperbaiki apa yang bisa diperbaiki. Dalam dunia keamanan informasi, situasi yang tidak ideal sering kali menjadi tantangan sehari-hari. Misalnya, ancaman siber terus berkembang, teknologi bergerak cepat, dan sumber daya manusia maupun teknologi yang tersedia mungkin terbatas. “Memperbaiki jaring (Repair Nets)” dapat diaplikasikan dalam beberapa cara berikut:

  1. Melakukan Audit dan Evaluasi Rutin
    Sama seperti nelayan yang memeriksa jaring mereka, organisasi juga perlu secara rutin mengaudit sistem keamanan informasi mereka. Audit ini membantu mengidentifikasi celah keamanan (vulnerabilities) yang mungkin tidak terlihat saat situasi sedang sibuk atau normal.
  2. Meningkatkan Kapabilitas Tim
    Ketika tidak ada ancaman besar yang perlu segera diatasi, waktu tersebut dapat dimanfaatkan untuk memberikan pelatihan kepada tim keamanan informasi. Dengan meningkatkan kemampuan atau keterampilan tim, organisasi akan lebih siap menghadapi ancaman yang mungkin muncul di masa depan.
  3. Mengembangkan Kebijakan dan Prosedur
    Terkadang, situasi tertentu memberi kita ruang untuk mengevaluasi dan memperbarui kebijakan keamanan. Ini bisa mencakup perbaikan prosedur penanganan insiden, prosedur pengujian keamanan, pembaruan dokumentasi, atau bahkan penyesuaian strategi keamanan agar lebih relevan dengan kebutuhan saat ini.
  4. Memperbarui Teknologi
    Saat tidak ada serangan besar atau kendala kritis, organisasi bisa fokus pada pembaruan infrastruktur keamanan, seperti melakukan update operating system (OS) atau Aplikasi pada endpoint dan server yang ada untuk menghindari vulnerabilities yang ada, menambahkan fitur keamanan baru, atau melakukan research and development (RnD) untuk mendapatkan solusi teknologi yang lebih efektif.
  5. Membuat Simulasi dan Latihan
    Salah satu cara lain dalam “memperbaiki jaring” adalah dengan mengadakan simulasi penanganan insiden siber. Ini membantu menguji kesiapan tim, memetakan respon yang efektif, dan menemukan titik lemah yang mungkin tidak terlihat dalam keadaan normal.

Sebagai seorang praktisi yang terlibat dalam keamanan informasi, saya menyadari betapa pentingnya memanfaatkan waktu di antara tantangan. Ketika tidak ada ancaman besar yang harus segera diatasi, saya menggunakan waktu untuk belajar hal baru di bidang keamanan informasi, seperti tren ancaman terbaru atau teknik mitigasi yang lebih efektif. 

When fishermen cannot go to sea, they repair nets” mengingatkan kita bahwa setiap situasi, termasuk yang tampak tidak ideal, adalah peluang untuk menjadi lebih baik. Seperti halnya nelayan yang memastikan jaring mereka kuat untuk menghadapi tangkapan berikutnya, kita pun harus memastikan teknologi, kebijakan, dan tim keamanan informasi siap menghadapi ancaman yang terus berkembang. Dengan begitu, ketika “cuaca membaik,” kita sudah dalam posisi terbaik untuk melaut kembali dan meraih hasil yang maksimal.

Featured image source from facebook